Klungkung - Bertempat di Aula Jalaga Dharma Pandhapa Polres Klungkung telah berlangsung Kegiatan pembinaan rohani personil Polres Klungkung yang beragama Hindu tahun 2023.
Yang di hadiri oleh Kapolres Klungkung AKBP I Nengah Sadiarta, S.I.K., S.H., M.K.P., Kasubbag Watpers Bag SDM Polres Klungkung Akp Ni Kadek Wahyuningsih Giri dan diikuti oleh 70 Personel Polres Klungkung dan Sebagai Narasumber Drs. I Wayan Ratnata didampingin Penyuluh Agama Hindu Ida Bagus Ketut Suta Wirawan. Selasa, 16/5/2023
Kapolres Klungkung AKBP I Nengah Sadiarta, S.I.K.S.H.M.K.P menyampaikan Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena berkat rahmat beliau kita dapat berkumpul dalam acara pembinaan rohani personil Polres Klungkung yang beragama Hindu tahun 2023.
Kegiatan pembinaan rohani merupakan program dari Kepolisian Negara Republik Indonesia. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk perawatan personil yang dilaksanakan oleh Bag SDM Polres Klungkung.
Kapolres Klungkung menambahkan bahwa Kegiatan penyuluhan rohani ini merupakan hal yang dibutuhkan untuk setiap anggota polri untuk dapat menambah wawasan terkait dengan keagamaan agar dapat diimplementasikan dalam tugas nantinya.
Diharapkan kepada seluruh personel yang ikut mengikuti kegiatan ini dengan baik, dapat meningkatkan kualitas kehidupan dan spiritual kita, semoga kegiatan ini bermanfaat untuk ke depannya.Ucap Kapolres Klungkung
Drs I Wayan Ratnata menyampaikan bahwa tema hari ini terkait dengan Hari Saraswati bahwasannya Dewi Saraswati digambarkan sebagai sosok wanita cantik, dengan kulit halus dan bersih, merupakan perlambang bahwa ilmu pengetahuan suci akan memberikan keindahan dalam diri. Ia tampak berpakaian dengan dominasi warna putih, terkesan sopan, menunjukan bahwa pengetahuan suci akan membawa para pelajar pada kesahajaan. Saraswati dapat digambarkan duduk atau berdiri di atas bunga teratai, dan juga terdapat angsa yang merupakan wahana atau kendaraan suci darinya, yang mana semua itu merupakan simbol dari kebenaran sejati. Selain itu, dalam penggambaran sering juga terlukis burung merak.
Dewi Saraswati digambarkan memiliki empat lengan yang melambangkan empat aspek kepribadian manusia dalam mempelajari ilmu pengetahuan: pikiran, intelektual, waspada (mawas diri)/mulat sarira dan ego. Di masing-masing lengan tergenggam empat benda yang berbeda, yaitu:
a. Lontar (buku), adalah kitab suci Weda, yang melambangkan pengetahuan universal, abadi, dan ilmu sejati.
b. Genitri (tasbih, rosario), melambangkan kekuatan meditasi dan pengetahuan spiritual.
c. Wina (kecapi), alat musik yang melambangkan kesempurnaan seni dan ilmu pengetahuan.
d. Damaru (kendang kecil).
Angsa merupakan semacam simbol yang sangat populer yang berkaitan erat dengan Saraswati sebagai wahana (kendaraan suci). Angsa juga melambangkan penguasaan atas Wiweka (daya nalar) dan Wairagya yang sempurna, memiliki kemampuan memilah susu di antara lumpur, memilah antara yang baik dan yang buruk. Angsa berenang di air tanpa membasahi bulu-bulunya, yang memiliki makna filosofi, bahwa seseorang yang bijaksana dalam menjalani kehidupan layaknya orang biasa tanpa terbawa arus keduniawian. ***
Posting Komentar